JAKARTA - Upaya menjaga keselamatan di kawasan wisata rawan bencana semakin diperkuat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang. Tidak hanya sekadar menyediakan sarana fisik, lembaga ini juga mulai mengedepankan strategi terpadu yang melibatkan masyarakat sebagai garda terdepan.
Melalui perencanaan jalur evakuasi, pemasangan rambu, hingga sistem peringatan dini, keselamatan pengunjung dan warga sekitar diharapkan lebih terjamin. Pendekatan ini menegaskan bahwa kawasan wisata bukan hanya soal keindahan, tetapi juga kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan bencana.
Peran BPBD dalam Menyusun Jalur Evakuasi
Menurut Kepala Seksi Strategi dan Pengendalian BPBD-PK Pandeglang, Deni Musadad, lembaganya telah menyiapkan jalur evakuasi lengkap dengan rambu-rambu penunjuk serta tempat aman bagi warga dan wisatawan. Ia menekankan bahwa strategi ini tidak semata difokuskan pada titik wisata, melainkan juga menyentuh permukiman di sekitarnya.
Dengan begitu, upaya evakuasi dapat berlangsung lebih cepat dan terarah apabila terjadi bencana. “Kita siapkan jalur evakuasi, rambu-rambu, dan tempat aman. Sosialisasi ke warga juga terus dilakukan,” ujar Deni dalam sebuah dialog kebencanaan.
Keterlibatan Masyarakat dalam Kesiapsiagaan
Keberhasilan mitigasi tidak mungkin tercapai tanpa keterlibatan aktif masyarakat. BPBD Pandeglang terus melakukan sosialisasi dan edukasi agar warga memahami peran penting mereka. Hal ini bertujuan agar masyarakat tidak hanya menjadi objek yang harus dilindungi, tetapi juga subjek yang siap membantu sesama saat bencana terjadi.
Edukasi yang diberikan meliputi cara membaca tanda peringatan dini, langkah pertama saat evakuasi, hingga penggunaan aplikasi pendukung. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan setiap individu mampu mengambil tindakan tepat di saat genting.
Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Mitigasi
Selain infrastruktur fisik, BPBD Pandeglang juga memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Salah satunya adalah aplikasi InaRISK Personal yang dikembangkan oleh BNPB dan bisa diunduh secara gratis di Play Store.
Aplikasi ini memungkinkan masyarakat untuk mengetahui tingkat kerawanan lokasi tertentu hanya dengan sekali klik. “InaRISK Personal sangat membantu. Tinggal klik posisi kita, sudah terlihat rawan merah, rawan kuning, hingga jalur evakuasinya,” jelas Deni. Kehadiran teknologi ini memberi kemudahan akses informasi sehingga mitigasi dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
Wisata Aman, Ekonomi Lokal Tetap Terjaga
Mitigasi bencana di kawasan wisata bukan hanya menyangkut keselamatan, tetapi juga berhubungan langsung dengan keberlanjutan ekonomi lokal. Kawasan wisata yang dianggap aman akan tetap diminati pengunjung, sehingga perputaran ekonomi masyarakat tidak terganggu.
BPBD Pandeglang memahami hal ini, sehingga strategi yang dilakukan bukan sekadar responsif, melainkan juga preventif. Dengan adanya jalur evakuasi yang jelas, rambu yang mudah dipahami, serta dukungan aplikasi digital, kepercayaan wisatawan dapat terjaga. Pada akhirnya, masyarakat lokal pun ikut merasakan manfaat melalui keberlangsungan usaha kecil dan sektor pariwisata.
Menuju Kawasan Wisata yang Siaga dan Tangguh
Langkah-langkah yang dilakukan BPBD Pandeglang menunjukkan komitmen menuju kawasan wisata yang tidak hanya indah, tetapi juga aman. Kolaborasi antara lembaga, masyarakat, dan teknologi menjadi kunci utama dalam membangun ketangguhan.
Masyarakat tidak lagi hanya menunggu instruksi, melainkan mampu berinisiatif dalam keadaan darurat. Upaya mitigasi yang terintegrasi ini diharapkan mampu mengurangi risiko sekaligus meningkatkan rasa percaya diri pengunjung untuk datang ke Pandeglang. Dengan demikian, ke depan kawasan wisata di daerah ini bisa menjadi contoh penerapan manajemen bencana yang efektif di Indonesia.