Adu Laba Empat Raksasa Tambang MIND ID Sepanjang 2024: TINS Paling Kinclong, ANTM Tertekan

Rabu, 16 April 2025 | 08:46:49 WIB

JAKARTA - Empat emiten tambang besar yang tergabung dalam Holding BUMN Tambang MIND ID, yakni PT Timah Tbk (TINS), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), telah merilis laporan kinerja keuangan mereka untuk tahun buku 2024. Di tengah gejolak harga komoditas global, masing-masing perusahaan menunjukkan performa yang beragam, mulai dari lonjakan laba signifikan hingga tekanan profitabilitas.

Berdasarkan laporan yang dihimpun dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Timah Tbk (TINS) menjadi bintang utama dengan capaian laba bersih yang meroket lebih dari tiga kali lipat, sedangkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) justru mengalami penurunan tajam.

PT Timah Tbk (TINS): Laba Melonjak 364 Persen

PT Timah Tbk mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 364 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari rugi Rp 449,67 miliar pada 2023 menjadi laba Rp 1,19 triliun pada 2024. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 29,37 persen yoy, menjadi Rp 10,86 triliun.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani, menyampaikan bahwa pencapaian positif ini didorong oleh peningkatan volume penjualan dan harga jual rata-rata logam timah. “Kami berhasil mencatatkan kinerja positif dari sejumlah indikator utama keuangan. Quick ratio perusahaan mencapai 73,2 persen, current ratio 222 persen, debt to asset ratio sebesar 41,8 persen, dan debt to equity ratio di angka 71,8 persen,” kata Fina dalam keterangan resminya, Senin 14 April 2025.

Menurutnya, pencapaian ini mencerminkan efektivitas strategi efisiensi yang dilakukan manajemen serta stabilitas harga timah yang mendukung kinerja perusahaan.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO): Laba Menguat di Tengah Tekanan

Berbeda dari TINS, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang lebih moderat. Sepanjang 2024, INCO membukukan laba bersih sebesar US$ 274,1 juta, naik 11 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kenaikan ini dipengaruhi oleh efisiensi biaya operasional serta peningkatan volume produksi nikel. Meski harga nikel mengalami fluktuasi sepanjang tahun, INCO tetap mampu menjaga profitabilitasnya. Namun, perusahaan juga menghadapi tantangan dari sisi biaya eksplorasi yang meningkat.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA): Konsisten Cetak Laba Tinggi

PT Bukit Asam Tbk (PTBA), yang beroperasi di sektor batu bara, membukukan laba bersih sebesar Rp 6,2 triliun pada 2024. Angka ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan 2023, namun tetap mencerminkan kinerja yang solid di tengah tantangan sektor energi global.

Pendapatan PTBA mencapai Rp 38,5 triliun, didorong oleh volume penjualan batu bara yang stabil serta efisiensi di sisi operasional. Perusahaan juga mencatatkan peningkatan kontribusi dari diversifikasi usaha, termasuk proyek energi baru dan terbarukan yang mulai berjalan.

“PTBA akan terus memperkuat langkah-langkah strategis dalam menghadapi dinamika pasar global dan mendukung agenda transisi energi nasional,” ujar Corporate Secretary PTBA, Suherman, dalam konferensi pers hasil kinerja perusahaan.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): Tertekan Harga Nikel

Berbeda dengan tiga emiten lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami penurunan kinerja sepanjang 2024. Laba bersih perusahaan tercatat turun drastis 79 persen menjadi hanya Rp 1,06 triliun dari Rp 5,5 triliun pada 2023.

Pendapatan ANTM pun menurun menjadi Rp 33,6 triliun, atau melemah 17 persen yoy. Penurunan ini disebabkan anjloknya harga nikel dunia serta turunnya volume penjualan produk logam.

“Kondisi pasar global yang kurang bersahabat turut mempengaruhi performa ANTM tahun lalu, terutama dari lini nikel yang menjadi tulang punggung,” ungkap Direktur Utama ANTM, Nico Kanter. Meskipun demikian, ANTM tetap melanjutkan ekspansi di sektor hilirisasi nikel serta proyek pembangunan smelter feronikel di Halmahera Timur.

Persaingan Kinerja Empat Raksasa Tambang

Jika dilihat dari capaian laba bersih, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjadi perusahaan dengan laba terbesar di antara keempat emiten, yakni Rp 6,2 triliun. Namun, dari sisi pertumbuhan laba tahunan, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan performa terbaik dengan lonjakan hingga 364 persen.

Sementara itu, INCO mampu menjaga pertumbuhan stabil meski dalam tekanan, dan ANTM menghadapi tantangan berat akibat fluktuasi harga nikel dan turunnya permintaan pasar.

Peran MIND ID dalam Tata Kelola dan Sinergi

Keempat emiten tambang ini berada di bawah pengelolaan MIND ID sebagai Holding BUMN sektor pertambangan. Holding ini memiliki tanggung jawab untuk mendorong efisiensi, integrasi, dan penguatan bisnis tambang nasional.

Dalam keterangan resmi yang dirilis MIND ID, manajemen menegaskan pentingnya sinergi antar perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar global dan mendorong transformasi industri tambang Indonesia. “Kami terus mengedepankan tata kelola yang baik, efisiensi, serta hilirisasi sebagai strategi utama meningkatkan daya saing industri tambang nasional,” kata perwakilan manajemen MIND ID.

Outlook 2025: Optimisme dan Tantangan Baru

Memasuki tahun 2025, keempat emiten diperkirakan menghadapi tantangan baru dari sisi regulasi lingkungan, dinamika geopolitik, dan tekanan pasar global. Namun demikian, beberapa perusahaan seperti PTBA dan TINS menunjukkan kesiapan dalam menjaga kinerja melalui efisiensi operasional dan diversifikasi bisnis.

Khusus untuk ANTM, perbaikan harga nikel di pasar global pada kuartal pertama 2025 diharapkan bisa mendongkrak kinerja perusahaan. Sementara itu, INCO berencana memperluas kapasitas produksi nikel matte sebagai respons terhadap meningkatnya permintaan dari sektor kendaraan listrik.

Kinerja keuangan keempat emiten tambang MIND ID sepanjang 2024 mencerminkan kondisi pasar yang fluktuatif namun masih menjanjikan. PT Timah Tbk (TINS) tampil mengejutkan dengan lonjakan laba signifikan, sementara PTBA tetap menjadi penyumbang laba terbesar. Sebaliknya, ANTM harus bekerja keras untuk bangkit dari tekanan harga komoditas.

Dengan transformasi dan sinergi yang terus didorong oleh MIND ID, keempat emiten diharapkan mampu memperkuat daya saing sektor tambang nasional, sekaligus memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia di masa mendatang.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB